![]() |
The beauty of the sunset at the top of Mount Prau |
Aku memandang awan sore ini, masih tetap menawan dan begitu indah. Seperti dulu kupandang dari tempat yang jauh yang berbeda dari tempat ini.
Ciptaan Tuhan memang selalu menakjubkan dan menyejukkan. Awan sore ini bak sebuah lukisan pada sebuah kanvas oleh seorang pelukis yang paling mengerti akan nilai seni.
Namun tetapi dia sangat berbeda, jika pelukis pada umumnya menggunakan banyak kanvas untuk menuangkan setiap imajinasi dalam goresan tinta dan warna, namun Dia berbeda. Dia selalu melukis dengan kanvas yang sama namun mampu memberi warna yang indah, makna dan suasana yang terkesan berbeda namun sebenarnya sama.
Dunia ini diciptakannya sempurna, seperti apa yang tertulis semua diciptakanya baik dan sempurna, tapi kita tekadang tidak sadar akan hal itu.
Manusia selalu menganggap mendung itu adalah kesedihan, walau sebenarnya mendung bisa saja menyejukkan. manusia sering terlena akan hari yang cerah, tanpa pernah berfikir, hari yang cerah mungkin saja petir menyambar.
Demikianlah kehidupan, ada saatnya kita diselimuti kesedihan, ada kalanya kita dikelilingi kebahagian. dan pada suasana keduanya selalu ada benih-benih yang berlawanan, ada pepatah yang mengatakan
"jangan menjanjikan sesuatu ketika kamu dalam kegembiraan, dan jangan pernah membuat keputusan ketika kamu dalam kesedihan".
Aku memahami ini sebagai sebuah peringatan agar dalam suasana apapun jangan pernah terlena dan terbawa suasana, tetaplah berfikir jernih, karena ketika kita terbawa suasana bukan tidak mungkin sesuatu hal akan menjadi bencana.
Kebanggaan ketika mendaki sebuah puncak gunung adalah yaitu ketika kita mampu melalui setiap rintangan pendakian dan menggapai puncak tertinggi, namun kadang kala kita hanya bisa sampai pada level ketinggian yang masih jauh pada puncak tertingi.
Bukanlah hal yang salah jika kita berfikir dan berhasrat untuk mencapai puncak yang lebih tinggi lagi, namun jangan sampai terperdaya hanya karena puncak tertinggi itu menjajikan keindahan dan kepuasan yang lebih.
Sebelum naik ke jenjang yang lebih tinggi coba pandang dan ingat perjuanganmu dari bawah, setiap tetes keringat dan tenaga yang kamu curahkan untuk menggapai puncak ini, apakah semua itu sudah melayakkanmu untuk naik kepuncak yang lebih tinggi.? atau hanya nafsu belaka demi sebuah ego atau sebuah gelar.?
Bukan tidak mungkin saat kita sedang dalam jalur menuju sebuah puncak yang lebih tinggi, kakimu tersandung, tenagamu terkuras habis, akhirnya jiwamu goyah dan jatuh bukan hanya ke titik awal pendakianmu, justru ke titik yang lebih rendah, setiap usaha yang hanya didasari oleh nafsu dan ego belaka sangat rentan mebuatmu terperosok.
Analogi ini tidak bermaksud untuk melemahkan kegigihanmu dalam berjuang, melunakkan mentalmu dalam berfikir. Tapi sesungguhnya membuka sedikit celah agar cahaya bisa masuk dalam belenggu gelapmu.
Mungkin orang lain bisa dengan mudah dan lebih cepat tiba pada puncak tertinggi. tapi hal itu mungkin tidak berlaku pada manusia dengan tipikal seperti kamu, ketika kamu selalu membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, terlebih kepada mereka yang berada diatasmu maka, dengan sendirinya kamu semakin melemahkan dirimu sendiri.
Mungkin baik jika kamu melakukannya sebagai motivasi agar berjuang lebih gigih, namun kebanyakan hal itu hanya membuat dirimu kecewa akan dirimu sendiri, kecewa akan ketidakmampuanmu.
Mari kembalikan cara pandang kita bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatunya itu sangat baik dan sempurna. Adakah hal yang bisa membuat diri kita kembali gelisah ketika kita sudah mengetahui hal itu.?
Menikmati indahnya proses hidup adalah yang terpenting, mensyukuri hidup adalah yang terutama. Hidup ini sangat sempurna dan Jangan terlalu terlena.