Masa Lalu Lebih Baik Ditumpuk dengan Kenangan Baru

Ada baiknya masa lalu itu disimpan dan ditumpuk dengan kenangan baru
www.bhaonks.eu.org
Jum'at 25 Agustus 2023 - Masalalu lebih baik ditumpuk dengan kenangan baru

Pada akhirnya semua telah berlalu Bagaimanapun kita telah melewati ini semua, biarlah ini menjadi kisah di pojok kenangan yang suatu hari nanti akan kita lupakan atau bahkan akan menjadi sebatas kenangan, yang terjadi biarlah terjadi tidak ada yang bisa disalahkan kalau nyatanya dulu kita pernah sepakat untuk saling menyatukan, bagaimanapun di masa lalu aku pernah sebut kamu my love dan juga begitupun kamu pernah menyemangatiku untuk berjuang meraih mimpiku namun sudahlah, aku dan kamu kini telah usai.

Menurutku ada saatnya kita perlu memberikan waktu untuk bertanya pada diri sendiri. Bukan berarti harus menyediakan, ketika kita tersadar dengan sendiri, misalnya, Aku pernah membaca satu kalimat, yang bunyinya 'Time flies and nothing changes'

Lalu munculah sebuah pertanyaan, benarkah tidak ada yang berubah.? Yang aku tahu waktu selalu memberikan ruang untuk menunjukkan akan apa yang sedang telah terjadi. Karena segala sesuatu itu akan terjadi sepatutnya digolongkan dalam perubahan.

Aku pernah bercerita sesuatu pada seorang teman dekatku. Sesuatu ini tentang hal yang aku rasakan dan baru saja aku sadari.

Ketika orang yang telah ada untuk mengisi hari-hari indah bersama kita, kemudian tibalah saatnya dia memilih untuk pergi. Cerita yang awalnya indah, akhirnya menjadi kisah yang membuat kita menjadi sedih. Memang benar, cerita-cerita itu akan menjadi kenangan, kemudian tanpa kita sadari hal seperti itulah yang memberikan kesan atau sesuatu kepada kita yang membekas dalam ingatan.

Kemudian beginilah temanku menanggapinya. Yang bisa dipelajari dari sebuah kenangan itu bukanlah untuk dilupakan, karena kenangan itu bakal selalu ada di sudut memori kita. Kenangan masa lalu baiknya ditumpuk saja dengan kenangan baru.

Kita boleh saja membenci atas kehidupan ini, kita boleh kecewa, kita boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri.

Dia akan merawat kapalnya hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka janganlah kamu rusak kapal kehidupan milikmu hingga kapal tersebut tiba di dermaga terakhirnya.

(Tere Liye – Rindu: 284).

Sampai saat ini aku kira telah berhasil untuk melakukannya, tapi ternyata belum. Aku masih berada pada tataran proses melupakan. Belum sepenuhnya, Katanya, itu hal yang wajar. Apakah benar seperti itu.

Baca juga
Gabung dalam percakapan

Posting Komentar

Iklan Parallax